depresi lansia
depresi lansia

DEPRESI DI MASA LANSIA

Tanda klinis depresi di masa lansia cukup sering ditemukan dan ini bukan berarti menjadi suatu kondisi yang normal meski banyak ditemukan. Prevalensi di Amerika sendiri ditemukan sekitar 6 juta jiwa kisaran usia 65 tahun keatas , alasan atau penyebab seseorang menjadi depresi yaitu berbeda – beda, terkadang juga kita mendapati bahwa dapat menjadi suatu dampak dari berbagai macam penyakit yang diderita.

Baca Juga : Tahi Lalat kok Jadi Kanker Kulit ?

Tanda-Tanda Depresi

Pada lansia sering ditemukan bahwa mengalami keterkaitan dengan banyaknya penyakit yang diderita ataupun lamanya menjalani suatu pengobatan dalam jangka waktu yang lama hingga pada akhirnya merasa jenuh dan depresi.

Dalam waktu yang bersamaan pasien dapat merasakan gejala – gejala seperti sangat merasa kelelahan, memiliki masalah dalam memulai tidur atau tidur sering terbangun, menjadi lebih sensitif/ mudah marah, merasa sering bingung, tidak enjoy dalam menjalani aktifitas harian, berkegiatan keseharian yang tidak semangat, memiliki gangguan makan atau bahkan sampai mengalami penurunan berat badan, merasa tidak berguna, hilang harapan sehat, merasa tidak berharga, merasa bersalah karena selalu merepotkan orang sekitar, bahkan juga dapat terlintas untuk mengakhiri hidupnya.

Jika ada keluhan – keluhan seperti ini tentunya kita disarankan untuk melakukan pengecekan kembali ke dokter. Sebagai informasi tambahan resiko melakukan bunuh diri juga dapat ditemukan pada laki – laki di masa lansia nya.

mking
Ilustrasi Mking

Lalu, bagaimanakah dengan faktor resiko seseorang dapat mengalami depresi di  masa lansia ? Nah, berikut resiko nya :

  • Perempuan
  • Single
  • Tidak menikah
  • Bercerai
  • Kurang suport dari lingkungan sekitar
  • Stres

Dan beberapa faktor lainnya seperti penyakit stroke, hipertensi, atrial fibrilasi, diabetes, kanker, dementia, penyakit kronis yang telah diderita cukup lama dan dapat juga diakibatkan oleh dampak dari fisik badan berupa pasca amputasi, operasi kanker, serangan jantung, keterbatasan gerak, hidup sendiri, ketakutan akan kematian, riwayat keluarga akan depresi, mendapat suatu kekerasan atau pelecehan.

Baca Juga:  Cara Meningkatkan Kualitas Tidur Lebih Baik

Treatment atau terapi depresi sendiri terdiri dari pengobatan, konseling, psikoterapi, elektrokonvulsif terapi ataupun terapi stimulasi otak seperti rTMS. Terkadang suatu kombinasi terapi diperlukan.

Namun semua bergantung kepada tipe dan tingkat keparahan dari gejala depresi, terapi sebelumnya, kesehatan secara umum dan berbagai macam faktor lainnya. Tentunya dokter yang akan merekomendasikannya.

Sumber : https://www.webmd.com/depression/guide/depression-elderly

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *