ppok adalah penyakit yang sering intai jurnalis
ppok adalah penyakit yang sering intai jurnalis

PPOK Adalah Penyakit yang Sering Intai Jurnalis

Namanya Dewanto. Seorang jurnalis senior di sebuah media portal berita online paling update. Umurnya baru 34 tahun. Tapi PPOK adalah penyakit yang hampir merenggut semua aktivitasnya.

Setiap hari dia harus menuju sumber berita dengan akomodasi apapun. Termasuk menggunakan sepeda motor. Dengan risiko terpapar berbagai residu kimia, debu, dan polutan lainnya. Hanya demi mengejar update berita di media tempatnya bekerja.

Baca Juga : Nyeri Sendi Ga Mesti Obat Medis, Masih Ada Cara Lain ?

Meski awalnya baik-baik saja, ternyata itu sangat berpengaruh pada kesehatannya. Dia didiagnosis menderita penyakit paru obstruktif kronis atau yang biasa disingkat dengan PPOK.

Dari kasus yang dialami Dewanto, PPOK adalah penyakit dengan gangguan progresif. Dimana kondisi pasien akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

PPOK adalah Penyakit dengan Berbagai Gejala Ini

Awalnya hanya merasakan badan yang kurang fit. Lalu menjalar pada keadaan paru-paru yang mulai bermasalah. Namun rata-rata, penderita PPOK mengalami beberapa gejala seperti berikut ini :

1. Mengalami Batuk Kronis

Awalnya dia mengira hanya mengalami batuk biasa meski tanpa disertai dengan gejala lain seperti flu. Namun lama kelamaan batuk itu terus terjadi setiap hari. Hingga setahun lamanya.

Keadaan ini akan semakin parah saat dia merokok atau pada pagi. Hingga mengeluarkan lendir berwarna kuning. Yang menandakan adanya bakteri pada paru-paru.

Baca Juga:  Menakjubkan! Dipercaya Bisa Mengobati Banyak Penyakit, Intip Manfaat Buah Merah

2. Mengi

Selain batuk, Dewanto juga mengalami mengi. Suara yang mirip siulan ini terjadi saat dia sedang bernafas. Ternyata yang menyebabkan hal ini adalah tersumbatnya saluran udara oleh lendir.

Mengi inilah yang membuat tarikan nafasnya terlihat berat. Sehingga mengurangi asupan oksigen yang masuk ke dalam paru-parunya.

3. Sesak Nafas

Semua gejala ini seperti semakin lengkap saat dia mengalami sesak nafas. Ini terjadi akibat peradangan yang dialami oleh paru-paru. Saluran nafas menjadi lebih sempit bahkan rusak. Menghambat masuknya oksigen ke dalam saluran nafas.

Lalu apa efeknya. Jangankan bisa melaksanakan tugasnya sebagai jurnalis dengan baik. Hanya sekadar untuk berjalan saja dia sudah kuwalahan. Sesak napas ini membuat segala aktivitas hariannya sangat terganggu.

4. Merasa Kelelahan

Apakah sampai di sini saja? Ternyata tidak. Terhambat pasokan oksigen membuat kinerja otot dan tulang melambat. Menjadikan tubuh harus bekerja keras mengumpulkan energi. Bahkan hanya untuk aktivitas yang sederhana.

Sehingga tubuh akan merasa kelelahan. Karena tubuh akan lebih cepat kehabisan energi.

5. Berisiko Terkena Infeksi Paru-paru

Penderita PPOK akan kesulitan membersihkan paru-paru dari kotoran dan polutan. Menyebabkan banyak bakteri menumpuk pada paru-parunya.

Inilah juga yang terjadi pada Dewanto. Menyebabkan hari-harinya lebih suram. Karena sering menderita flu, pilek, bahkan pneumonia.

Baca Juga:  Fidya Meilia Putri Tak Ingin Sakit, Jaga Pola Hidup Sehat

mking

 

mking

Solusi Pencegahannya Adalah M-King

Beruntung Dewanto tidak sampai mengalami tingkat keparahan yang paling akut. Karena dia langsung menerima saranku untuk mengonsumsi M-King.

M-King adalah jamu tetes berkualitas yang dibuat dari ekstrak moringa oleifera. Yang lengkap dengan bahan herbal lainnya seperti bunga rosela, temulawak dan mengkudu. Semuanya bercampur menjadi jamu modern yang memudahkan siapapun untuk mengonsumsinya.

Daun kelor mengandung senyawa quercetin yang membantu mengurangi peradangan pada paru-paru. Menjadikan sesak nafas yang dialaminya perlahan mereda. Lalu berlanjut dengan berkurangnya infeksi pada organ pernafasan.

Meski efeknya tidak instan, namun Dewanto bisa merasakan khasiat dari jamu tetes ini. Perlahan gejala penyakitnya mulai mereda. Hingga tak sampai satu tahun, dia bisa sembuh dari PPOK yang menghalangi segala aktifitasnya.

PPOK adalah penyakit yang sulit mengabaikannya begitu saja. Sebelum mengalami penyakit seperti Dewanto, ada baiknya Anda juga mengonsumsinya sebagai tindakan pencegahan pada kondisi serupa.

Advertorial

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *